Senin, 18 Februari 2013

Berawal dari Sinii (1)

Alhamdulillah teman-teman, akhirnya bisnis plan-nya BERES :D diakhiri dengan pulangnya kami dari kampus ITB dengan nafas tersengal-sengal mencari CC Barat Ruang No. 29. Maklumlah kita bukan anak ITB, ga tau ini-itu. Untungnya itu ga nanjak dan jauh kayak Unpad.. Alhamdulillah banget deh pokoknya :D.

Dan akhirnya flashback lagi dengan apa aja sih yang dilakukan selama ini, barangkali ini kali yaa evaluasinya dari sisi urusan umum kalau kerennya mah general affair. Waktu pulang kemarin dari ITB, berasa banget, setiap pulang konsultasi dari kampus, pasti kerjaannya buka laptop, terus tiba-tiba engga gitu lagi, berasa nostalgia gitu deh.

  1. Kite kerja ga efektif dan ga efisien banget. Sebulan hanya untuk ngurusin 1 proposal dan proposalnya maksimal 10 halaman. Ya ada faktor ini faktor itu, kayak cuaca. Biasanya kita ngumpul-ngumpul jam 2an. Karena udah dzuhur itu ujan, yaudah deh kumpul jam 10. Maaf ya ngaret mulu L Pada intinya, semua ini berangkat dari niat kita. Sebenernya apa sih niat temen-temen ikutan ginian? Kalau aku siih pribadi, mau cari pengalaman baru, wawasan yang lebih luass, dan lebih semangat lagi kuliah. Alhamdulillah, ketiganya tercapai, meski banyak keluhan mengenai bisnis plan yang kurang gereget tea. Ga apa-apa, justru sangat bermanfaat. PEMBELAJARANNYA itu lho yang lebih penting J . Pas di tengah jalan rada belok-belok gimana gitu niatnya, hahaha XD Niat apa yaa??
  2. Proposal bisnisnya kuraaang gereget. Nah, itu dia pangkal dari semua ini, semua yang menyebabkan kita kerja "setengah hati". Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai solusinya adalah cari masalah di masyarakat, tentukan segmen, dan buat produknya :D. Kita mah salah tuda, bikin produk dulu baru mikir cara pemasarannya. Bener-bener kuno nih, ga gaul sama buku STP-nya Rhenald Kasali. Yap, semua ini berawal dari kurangnya pengetahuan dan tingkat kemalasan super membaca. Jadii, solusinya adalah banyak baca, peka terhadap lingkungan, dan gahol sama angkatan atas. Aseekk..

Kalau dari akunya sendiri nih, apa aja yang didapet, tentunya banyak banget deh, ini diaa

  1. Melatih integritas. Apa sih integritas ituu? Jadi, integritas itu kesesuaian antara ucapan sama perbuatan kita atau pikiran/niat sama perbuatan kita. Contohnya kayak gini, aku janjian nih sama Desi jam 10 pagi di rumah Oddy. Nah, aku yang janjian itu ngaret dan bisa dikatakan integritas aku rendah banget (memang kenyataannya begitu). Tapi, aku ngerasa lho pas udah ikutan ini, aku berusaha lagi lebih on-time dan Alhamdulillah, sholat juga lebih diawal waktu. Musti disegerakan, biar pertolongan/inspirasi dari Allah juga disegerakan juga, hehehe… sebenernya ga gitu juga sih. Pokoknya sholat diawal waktu itu lebih baik J
  2. Pengalaman yang tak tergantikan. Ciee beurat euy bahasana. Waktu aku ikut seminar, pertama dan terakhir sama Hasna Durr, salah satu pembicaranya bilang kalau kampus itu inkubator terakhir. Akhirnya aku percaya itu setelah mengikuti lomba itu (jadi selama ini kamu ga percaya mil?). Mumpung ada dosen yang membimbing dan teman yang mau diajak kapan lagi coba kita dapet pengalaman kayak gini. Soalnya kalau udah terjun ke masyarakat, semuanya bergantung sama kita. Ngelatih soft skill pisan deh. Misalnya cara kamu berkomunikasi sama temen kamu atau nyampein ide ke dosen. Aku jujur ngerasa kita sebenernya punya ide lumayan cuma cara menyampaikannya kurang meyakinkan, sehingga akhirnya menjadi begitu. Itu bukan pernyataan penyesalan yaa,,

Bersambung ke bagian 2

Senin, 11 Februari 2013

Curcol, lagi-lagi H-5

H-5, udah sampe mana, my dearest business plan? Yah, pokoknya udah bosen pisan, hampir tiap hari tagline-nya brownies dan brownies. Warnanya ungu lagi, inget jomblo, hahahaha XD. Everything becomes purple. Pulpen warna ungu, iket rambut, pokoknya tiap hari nemu aja yang warnanya ungu. Tak terelakkan lagi, makalah bisnis plan yang warnanya ungu. Ibu aku bilang, " kamu teh brownies wae, hayoh we brownies, teu bosen kitu?" Ya gimana lagi yaa, tuntutan profesi, #eaa dan aku sekarang sedang memindahkan laptop, cabut kabel internet. Fokus! Fokus buat bikin pos diblog, wkwkwk…

Akhir-akhir ini memang aku sering nge-post soalnya I need someone to share. Ga nemu orang yang tepat. Emang harus tepat aja gitu? Engga juga sih, lagi nyari orang yang lumayan nyambung buat diajak bicara masalah bisnis plan ini (again). Ya kumaha deuinya. Udah bingung aku teh, nge-blog adalah solusi terakhir. Ujung-ujungnya malah brainstorming sendiri, nanya sendiri, jawab sendiri. Alhamdulillah, ada beberapa teman yang mau ngasih saran dan kritik yang sangat berharga buat my dearest business plan. Sarannya sangat membangun. Terima kasih untuk Hardina Septiani--Dina dan Nisrina Putri Rahayu aka Ninis.

Kalau ditanya bikin bisnis plan banyak kendala, itu mah udah jelas. Jujur aja pengalaman aku bikin proposal masih sangat minim, bahkan nol besar. Maka dari itu, aku minta saran orang-orang, siapapun itu. Tentu aja dosen yang membimbing dan mengarahkan. Oh iya, aku berencana, apapun yang terjadi, mau proposalnya masuk atau engga, aku berniat buat bikin brownies buat dosennya,, yaa itung-itung ucapan terima kasih udah bimbing selama ini. Alhamdulillah, ilmunya nambah, jadi sobatan atau sekalian aja salam pacantel sama MS. Word, MS. Visio, sama MS. Excel. By the way, aku nge-post blog juga lewat MS. Word. Ga tau kenapa kalau disitusnya langsung, mood buat nge-post rada ilang gimanaa gitu. Sinyal nulisnya melemah.

Lagi-lagi, balik ke bisnis plan stress banget kesannya. Kalau dibilang stress engga (masa sih ??). Bosen dan eneg aja sih, soalnya udah sebulan lebih lho #parah. Ya Allah, pengen cepet beres atulaaah :'( . Berasa ga liburan lho, sama aja kayak kuliah. Mungkin yang bikin eneg ini adalah niat yang ga lurus. Kadang-kadang atau malah sering, kalau konsultasi sama dosen itu tegang, kalau itu sidang skripsi kayaknya aku pingsan deh #lebay ah! Dosennya ga ngegel kok, tenang mil. Tapi, ada beberapa hal yang bikin aku takjub, aku bisa melangkah sejauh ini, dan aku mikir without Him we are so powerless. Walaupun orang lain mikir,, yaa cuma konsul bolak-balik Bandung-Jatinangor. Andaikan aku sama rekan-rekan itu engga tahan mental (terutama tahan sama godaan syetan yang terkutuk), mungkin proyek ini udahan. Begitu aja, ga berbekas. Dan menulis post ini aku jadi inget, kita harus membereskan apa yang kita mulai, sampai tuntas! Bisa jadi, itu adalah ciri dari orang yang punya integritas. Semangaaat Milee, manajerku tersayang Oddy dan Desiii. We can DO it!!

Minggu, 10 Februari 2013

Consideration

Consideration is when you think about something carefully (from Cambridge dictionary online). With this event, a business plan competition, I able to "read" my weaknesses more clear than before. So many considerations have been made. I am slow-thinker, fear to make mistake, do not have an opinion (my personal statement or idea), haven't integrity. Then I'm thinking about take a charge because my colleague doesn't have idea that solve our problem. Maybe they will change the product within 5 days. It's impossible, I know. I'm afraid our lecturer is waiting the fix concept about it.


 

We are making brownies!!!


 

I know, the innovation is not too much. Standard product, but my lecturer said it has potential from it's… yeah something that I can't tell you (secret's company). After I followed seminar yesterday, Mr. Kalla said "just do it!" It inspired me to, "stand firm for your beloved brownies, it's okay :D " For now, I need someone to share, share this idea, how can I believe this. Then my parents suggested me to try some new product. Well, just do it, if the product is much tastier than brownies, you should bring it to your friends and ask them what it tastes and the prospect.

Rabu, 06 Februari 2013

Miss Sana-sini

Hadeuuh, pulang-pulang dari kampus langsung "galau" banget. Bukan apa-apa sih, tapi karena bisnis plan yang udah dibuat berasa ga worthless gimanaa gitu. Kita udah nyusun tu proposal udah dari tahun lalu. Sepertinya Allah belum meloloskan proposal yang satu ini -_-. Setelah baca bukunya Rhenald Kasali yang Membidik Pasar Indonesia (STP), ternyata kita kuraang banget, berasa banget amatirannya. Masi abu-abu gitu deh konsepnya pas ditanya ama dosennya. Kalau aja aku beli buku ini lebih awal, pasti kejadiannya lain. Nah, sekarang yang bikin bingung, apa mau buat sesuatu yang lain? Jujur, pengorbanan kita udah banyak banget, waktu, uang, tenaga, pikiran, revisi yang tak henti-hentinya. Campur aduk deh. Banyak yang harusnya, "Kalian ini harusnya kayak gini lho, bla bla bla.. " Asa ngenes kalau diubah produknya, beneran deeeeeh!

Tapi, di sisi lain aku mikir, emang dari awal engga konsul dulu ke dosen TIP-nya -_-. Apa aku harus tunda dulu, terus mantepin produknya buat nanti ikutan WMM/PKM? Itu salah satu pertimbangan aku sih, alesannya, kita ikut lomba mahal-mahal, ternyata ga mantep kan sama aja bohong. Tapi momen ini bisa dijadiin pelajaran, harusnya kumaha ieu proposal teh? Aslinya ini beda sama bikin proposal PKM, intinya mah lebih serius (sampai aku beli buku Rhenald Kasali segala). Apakah manajer-manajerku ini akan menerima dengan lapang dada? Jawabannya, bisa iya bisa engga. Mungkin mereka akan sedikit sakit hati (kamu sakit hati ga sih mil, kalau produknya diganti?). Kalau sakit mungkin engga, ya asa lebar kumaha gitu, wkwkwkw.. Tapi kita akan mencoba yang terbaik untuk meyakinkan bahwa ini produk layak untuk dipasarkan. Mengalah bukan berarti pasrah, tapi kita belajar hal baru, yang missing-missing itu lho yang orang lain belum tau. Jadi, kita bisa ngembangin usaha asli kita (pangan). Ya Allah, dipending sampe WMM/PKM?

Sabtu, 02 Februari 2013

Berasa Gimanaa Gitu??

Akhirnya aku mulai corat-coret lagi blog yang hampir bulukan (kalau roti). Akhir-akhir ini aku lagi mikirin perkembangan bisnis plan yang dibuat, sampai aku ga bisa tidur aka insomnia. Produknya?? Kalau mau jujur itu produk masih kurang greget, berasa gimana gitu, asa ada yang kurang. Apa ya?

Kalau kata aku sih (memang) harganya cukup mahal, cuma kalangan atas aja yang bisa beli. Apa yang harus ditambahin? Bingung deh, sedang mencari inspirasi, salah satunya lewat nge-blog ini, brainstorming. Produk ini terbuat dari ubi ungu, warnanya ungu. Terus, mau ditambahin apa buat inovasinya? Aku sama temen-temen manajer sepakat nambahin irisan buah di dalemnya sama topping selai buah. Kalau enak, Alhamdulillah, kalau engga, kudu dirubah lagi kira-kira apa yang buat ga enaknya. Sebenernya rasa itu bukan segalanya sih, yang penting dalam penilaian proposal itu inovasi sama kegunaannya. Menurut aku inovasinya masih belum greget (sekali lagi aku bilang gitu). Mending buat risol dah kalau gitu. Inovasi sama kegunaannya udah jelas. Gunanya untuk konsumsi (jelas) dan ada manfaat kesehatannya. Varian olahan ubi ungu ini memang sudah merajalela di internet. Kasian juga manajer produksi yang udah percobaan berkali-kali.

Dan tiba-tiba aku kaget baca post diblog seorang teman. Intinya adalah ada masalah dengan orangtuanya. Kalau dibandingin sama masalah mata kuliah Ekotek yang fenomenal (mm,fenomenal?),ya seperti yang pernah aku ceritain ke teman-teman semuanya dipost sebelumnya. Kalau dibandingin, itu sama sekali ga ada apa-apanya sama masalah yang dihadepin sama temen aku itu. Butuh hati yang lapang, lebih lapang dari lapangan bola atau lapang manapun. "Suatu saat aku akan menemukan masalah yang lebih pelik dari ini", itu menjadi kenyataan mungkin, bagian dari skenario kehidupan ini.

Akhirnya, kembali lagi pada produk bisnis plan -.- Hmm, semoga saja percobaan manajer produksi tercinta kita, Desi Mega Ariyanti membuahkan hasil. Kita semua bergantung sama kamu Des, hehehe… Pasti kita bantuin buat HPP-nya kok, we always together till the end. Jadi inget waktu kita mau ikut Mandiri Young Technopreuner, it was so exited :D. Semoga "exited"-nya masih ada, masih semangaaat #meskiradagalau akademik. IPK bukan segalanya, justru momen ini juga ga kalah pentingnya buat masa depan kita. May God always guide us on the right path, aamiiin J.