Minggu, 29 Juli 2012

Pelajaran dari Semester 2

The second term is OVER :D banyak pelajaran banget, yang bisa didapet, terutama masalah kuliah. Tetep masalah klasik dari dulu adalah MALES. Pernah waktu itu protes nilai ke dosen (waktu itu dosennya profesor). Sebenernya setengah hati protes juga soalnya nilainya udah dibuletin, bisa dibilang C gemuk gitu deh (67) demi dapet B gitu lho.. dan waktu itu was-was banget mikirin IPK. Akhirnya aku dan teman-teman tidak berhasil mendapatkan B, tapi aku dapet sesuatu yang berharga dari profesor tersebut. Katanya, idealnya mahasiswa belajar 46 jam seminggu,, what the... >o< itu berarti sekitar 6 jam sehari buat belajar. Boro-boro belajar 6 jam, waktu kita yg naik damri habis dijalan. Pergi gelap (ga gelap2 amat sih) pulang gelap juga, cape --> tidur.
Nah, sekarang gimana caranya dapet 6 jam itu?
1. Atur jam biologis. Untuk semester 3 mau ga mau yaa tidurnya dikurangin buat belajar sama bikin laporan. Semester 2 kemarin cukup diriweuhkan oleh 2 praktikum. Apalagi ini 5 lho..
2. Belajar di angkot. Sebelum nyampe tol tempat Damri nangkring biasanya suka naik angkot. Bisa dibilang sekitar 30 menit. Lumayan buat belajar walaupun ga masuk.. tapi kadang ini kurang efektif soalnya harap-harap cemas liat Damri (apa udah lewat yah?).
3. Belajar di Damri. Sama kayak belajar di angkot, paling bisa pas pulangnya (kalau dapet tempat duduk). Tergantung sama keberuntungan.
4. Belajar tengah malem. Waktu ujian akhir aku cobain ini lumayan efektif, selagi aku punya insomnia, hehehehe... kalau tengah malem itu sepi.. hening.. paling ada suara tikus gitu. They start to invade my bedroom. I wish I had garong's cat to catch them. No! Eat them..

Jumat, 06 Juli 2012

Ocii wants to Share (2)

Soft skill and passion. Pada kehidupan nyata, terutama di dunia kerja ternyata IPK itu engga berpengaruh besar, yang penting kita punya keterampilan (skill), kepemimpinan, dan kreatif. Kalau dihubungin sama passion ini memang agak susah. Ocii bilang kalau dia seneng ikut organisasi pecinta alam gitu, menyatu sama alam. Rasanya plong banget kalau ngeliat langit, full moon and there's a lot of stars. Aku juga pernah ikut diklat saka di Pramuka. Waktu itu, aku liat ke langit,, it was sooooo beautiful, like Ocii said to me in Damri. Stephen Hawking juga seneng ngeliat ke langit malem lho,, ngebayangin apa yang terjadi di luar angkasa sana dan itu yang menjadi passion-nya.
My passion? Aku sama sekali belum nemu sebenernya apa yang jadi passion aku. Aku sering liat gitu di mading, poster, media komunikasi intina mah, suka heran deh kenapa orang-orang kalau nulis tuh.. duh gimana yah? Misalnya nulis kata "kreatifitas" sebenernya itu "kreativitas". Kata-kata itu sering ada di kampus lho, ga ngerti aku juga. Apa iya emang "kreatifitas" ya? Atau kata aktifitas, fikiran, dll. Menurut aku sih itu maksudnya aktivitas sama pikiran lhoo.. Intinya aku peka sama tulisan dan lebih intinya lagi aku pengen masuk Departemen Infokom di BEM atau Medfo di HIMA.. Jadi editor gitu, wkwkwkwk... Entah kenapa minat ini muncul tiba-tiba. Beberapa hari yang lalu aku nyoba ikut lomba nulis di blog. Ga menang siiih, tapi gapapa jadi pengalaman. Artikel yang aku buat itu memang kurang informatif (maklum masih semester 2, hehehehe), bahasanya agak kaku gitu (bingung ini ilmiah ato engga) soalnya aku liat blog yang kirim entri pada curhat gitu.. dan promo produk. Kalau bikin artikel tetep dijaga netralitas dan objektivitasnya >.<, yang penting aku udah nyoba, hehehehe. Gaya gesek statik dalam fisika lebih besar dari gaya gesek kinetik. Memulai sesuatu yang baru membutuhkan energi dan keberanian ekstra. Kalau udah jalan (memulai untuk mencoba) rasanya lebih mudah :)

Kamis, 05 Juli 2012

Ocii wants to Share (1)

Do you know something about this? Ocii wants to share! She told me her turmoil in bus. This is short semester period, it is time to look what we have done in the past, I mean, looking for final score in every courses. I take two courses in this short term, they are Mathematics and Physics. I have got C for them, what a shame!!!! Then I realize that I wasn't serious and trap in "people who don't like Math and Physic" mindset. The lecture told us that he has tried so hard.. he didn't understand why the student always been like this..way.
So I go back to Ocii turmoil. She has tried so hard for courses, fighting, struggling, sleeping, even rolling for get an A. I think I was tried so hard for this, for hard skill. However, rules are rules sometimes we deal with unconditional situation. Three groups has not permitted to present their paper, included me in one course. It was because miscommunication between Microbiology assistant lecturer and BPDP assistant lecturer. In that day, the hectic day, there was sudden practicum of BPDP in 1 p.m and observation on Micro in the same time. At 3 P.M we should attend that course. We had two hours to practicum and observation and we never did it at 3 P.M. The lecturer was angry because she has waited for 15 minutes but there was nobody in the class. She said, "Tunggu hukuman dari saya" then she left the class. Finally, it much affects my final score, If I had present the paper, I would have...
Ocii said to me that she doesn't want to be slaved by score, A, B, C, etc. That was right, there was something more important than that. It is soft skill. Honestly, I haven't join an organization in campus. I have plan for this semester that I just attend seminars and training. I prove it would be wrong because those aren't train my soft skill (a bit maybe...). So I decide in third semester I would take event committee even though I should find money for Danus SPEKTA. I think join the organization would rise the spirit for studying, making a lot of friends, and eliminate me from "shy-person". Yeah, I'm shy person -__-"  

Minggu, 01 Juli 2012

Sehat dan Cerdas dengan Susu

(colourbox.com, 2012)
Kalau kita mendengar kata susu pasti yang ada dibenak kita: putih, sapi, berair, suka diminum. Sebenarnya bukan hal itu saja lho. Si putih yang menyegarkan ini merupakan salah satu bahan pangan yang penting bagi asupan nutrisi tubuh. Oleh karena itu,  susu termasuk dalam bagian "4 sehat 5 sempurna". Susu memiliki kandungan gizi yang baik seperti vitamin dan mineral, lemak, dan karbohidrat. Menurut Tjahjadi, dkk (2011), susu adalah sekresi dari kelenjar-kelenjar susu hewan mamalia, yang berperan sebagai makanan bagi anak hewan tersebut selama alat pencernaannya belum mampu menyerap protein asing. Pada umumnya, air susu dihasilkan sapi perah, tetapi ada pula yang dihasilkan dari hewan mamalia lain, misalnya kerbau (India), biri-biri dan kambing (Eropa Selatan), rendeer (Lapland) (Tjahjadi, dkk, 2011).

Susu diperoleh dari hasil perahan hewan seperti sapi. Aroma susu setelah diperah umumnya kurang disukai oleh konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, perusahaan-perusahaan susu melakukan inovasi dengan membuat susu bubuk, susu kental, susu kental manis, susu UHT (Ultra High Temperature), flavored milk, dan lain-lain. Susu UHT umumnya lebih mahal karena melalui proses pemanasan 132 derajat celcius selama 1 detik dengan tetap mempertahankan nilai gizinya. Susu UHT dapat tahan ± 1 tahun. Flavored milk umumnya lebih disukai anak-anak karena cita rasanya beragam. Ada rasa stroberi, vanila, cokelat, moka, dan lain-lain. Kalau ada yang lagi diet bisa mengkonsumsi susu rendah lemak (low fat).

(milkpep.org, 2012)
Mengapa dengan mengkonsumsi susu kita menjadi sehat dan cerdas? Susu memiliki kandungan gizi yang dapat memenuhi nutrisi otak. Biasanya susu ditambahkan zat yang disebut kolin. Kolin berfungsi untuk membantu kelancaran impuls di otak sehingga menjadikan anak lebih cerdas. Penelitian menyangkut manusia yang pernah dilakukan oleh Zeisel (2004) adalah dengan memberi perlakuan suplementasi kolin pada beberapa relawan pria dan wanita selama beberapa waktu. Kesimpulan peran kolin dapat diambil setelah dia membandingkan nilai tes IQ para relawan sebelum dan sesudah memperoleh suplementasi. Peningkatan nilai IQ yang diperoleh ternyata sangat signifikan. Oleh karena itu, dia menduga bahwa pemenuhan kebutuhan tubuh akan kolin dapat meningkatkan kecerdasan (Astawan, 2005). 
Apa aja sih yang terkandung dalam susu? Selain kolin terdapat vitamin yang larut dalam air, Vitamin B dan C dan vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, D, dan E (Buckle, dkk, 1987). Mengkonsumsi dua gelas susu dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari.
Tabel 1. Kandungan Vitamin Rata-rata Susu Segar
Vitamin
Kandungan per 100 g susu
Vitamin A
Vitamin C
Vitamin D
Vitamin E
Vitamin B
Tiamin
Riboflavin
Niasin
Asam pantotenat
Asam folat
Biotin
Piridoksin
Vitamin B12
160 IU
2,0 mg
0,5-4,4 IU
0,08 mg

0,035 mg
0,17 mg
0,08 mg
0,35-0,45
3-8 mu g
0,5 mu g
0,05-0,1 mg
0,5 mu g
               (Buckle, dkk, 1987)

Ironisnya, di beberapa daerah sentra produksi susu justru masyarakatnya kurang menyukai susu. Hal ini terjadi pada masyarakat yang berada di daerah Pangalengan. Dibutuhkan peran Pemerintah yang proaktif mendukung upaya gerakan meminum susu ini, misalnya beberapa waktu lalu di Car Free Day, Dago, Bandung diadakan pembagian susu gratis. Pembagian susu gratis ini dalam rangka memperingati Hari Susu Sedunia. Mengadakan acara-acara yang unik dan kreatif ini dapat memberikan edukasi dan inspirasi kepada masyarakat untuk meminum susu.
Di samping enak, sehat, dan bergizi, susu juga perlu diperhatikan apakah bahan penyusunnya halal atau tidak. Masyarakat Indonesia yang sebagian berpenduduk muslim tentu menyadari betapa pentingnya kehalalan makanan atau minuman ini. Kita bisa temui di toko-toko, supermarket, dan di pasar banyak sekali produk makanan dan minuman yang tidak memiliki label halal atau tidak terdaftar pada LPPOM MUI. Syarat makanan dan minuman yang baik salah satunya adalah sesuai dengan aturan agama (Tjahjadi, dkk, 2012) selain memperhatikan peraturan perundangan, Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dibuat oleh Pemerintah. Hal ini tercantum dalam surat Al Maidah ayat 88:
(quran.com, 2012)
Artinya: Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.


Jadi, susu adalah minuman yang sehat dan mencerdaskan. Ayo minum susu agar tubuh sehat, kuat, dan cerdas. Selamat menikmati susu :D
(istockphoto.com, 2012)


Referensi:

Astawan, M. 2005. Kolin, Seberapa Banyak Harus Dikonsumsi ?. (Available at: http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_ntrtnhlth_kolin.php)
Buckle, K. A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Tjahjadi, C. dan H. Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas Padjadjaran, Bandung.