Rabu, 17 April 2013

Unity in Diversity ~ crude essay



 




(Sumber: http://www.dphotographer.co.uk/)
My country is so heterogenic. There are many tribes from Sabang to Merauke. I am proud as an Indonesian because we are trying to live in harmony that many countries hard to achieve. It is so simple; we can look at the traditions like gotong royong or work together. It does not apart from habit and tradition and also history. The founding fathers believe that we are one, unity in diversity. The questions are: why we live in harmony? What cause that happen? How it goes?
Why we live in harmony?
We believe that harmony creates more tolerances among others. Most Indonesians have social sensitivity. I see it when I ride public transportation. The driver sometimes makes a chat with the passenger, the topic is not far from daily life, and how we endure this "hard" life, economics, and education. I wonder why they still laughing and smiling even thought (maybe) in another perspective, life is very hard and we cannot even smile. Happiness is coming from simplicity. I see many westerners thought that happiness is coming from making a lot of money so we can buy everything we want. It is not just about money. Money can make us crying too.
What cause that happen?
It is complex when we talk about the causes, because it has relation with history. I see two things that unite my nations; there are football and another country's invasion. Football is something worth to watch. It increase the feel of nationality, we support the same team. There is a bond and feeling "We are one". It becomes phenomena too. The film producers try to make film about football. It calls "Garuda Di Dadaku". I think the founding fathers philosophy affect much in our daily life. We cannot forget that we have Bung Karno, the first president of Indonesia speak about nationality with the high spirit.
How it goes?
It goes very simple, in simplest way. It is attached within Indonesian's heart.

Minggu, 14 April 2013

Berawal dari Sini (2-end)

Hey, apakabar blog ku? Nyaris bulukan.. Sebelum menghajar 6 sks dihari Senin, aku ingin bercerita denganmu J

Dan semua itu terjadi begitu saja. Hampir saja tidak bisa dikendalikan, antara waktu kuliah + belajar sama organisasi. Setelah mengecap setengah dari perjalanan semester ini, aku belajar banyak hal, mulai dari ngundurin organisasi (rata-rata orang kaget aku bilang gitu) sampai hal yang paling sepele: komunikasi. Amanah di organisasi cukup banyak dan membuat puyeng. Ga ngeluh sih, ya kumaha deui. Udah resiko dan konsekuensi. Jujur aja aku masih berada di bawah bayang-bayang kompetisi yang baru saja aku ikuti sama partner tercinta: Desi Mega dan Claudia Lindari. Satuu kata aja yang menggambarkan itu adalah "EXCITED". Walaupun ga lolos, tapi aku Alhamdulillah masih bisa ketawa-ketiwi, memikirkan ide apa selanjutnya.


 

  1. Gendar di PHP in

Saking niatnya dan ketagihannya ikut lomba bisplan, aku sampai konsultasi sama dosen (yaiyalah). Kesalahan terbesar #lebay aku adalah ga konsul sama dosen TIP langsung jegur aja konsul ke dosen Ekotek. Yah dan akhirnya… Kemudian kami membuat produk baru dengan bahan baku beras merah. Udah dibuat sih, tinggal dari akunya yah, sebagai manajer produksi untuk mengeluarkan HPP. Ayo mil, HPP gawekeun! Setelah konsultasi dengan dosen TIP dan belum ada follow up-nya, aku sibuk dengan ngedanus. Hanya danus. Ini sudah menguras segalanya deh (lagi-lagi lebay). Keliatan banget aku belum bisa mengatur waktu. Aku belum bisa memprioritaskan kuliah itu NOMOR 1. Lagi-lagi aku lebih seneng ngerjain bisplan lho daripada kuliah (astagfirullah..). Bisnis tanpa ilmu itu hampa teman-teman. Bill Gates aja nyesel ga nyelesain kuliahnya.

  1. New Project!

Proyek ini memang fantastis dari namanya "Padjadjaran Berprestasi Summit". Aku diajakin kaka kelas buat ikut lomba itu. Yang aku tau, aku ga punya apa-apa selain ilmu pangan yang dimiliki serta secuil pengalaman dari lomba IEC ITB. Aku tau kalau ide aku belum se "wah" kaka kelas aku tadi. Secara kaka kelas aku itu udah pernah lolos PKM K dan ilmunya pasti lebih banyak. Aku pernah baca buku Wahyu Aditya dan Ridwan Kamil juga kalau semua orang itu kreatif, gimana mancingnya aja itu mah.

Ada perasaan minder gimanaa gitu, aku teh newbie van amateur pisan kalau masalah bikin proposal ide kreatif gitu. Tapi aku tertarik dan ga tau semangat aja, seolah-olah semua akan baik-baik saja. Tapi ada pertentangan batin gitu deh (eaa) antara realistis dan engga. Ga usah galau, just do it! Vs Duh gimana ya, kayaknya banyak banget kendala, aku takut…

Udah ga usah banyak pikiran, lakuin aja, Tuhan Maha Mencukupkan J

Andai aja ada orang yang ngomong gitu, dan itu adalah AKU sendiri. Di sini aku belajar bertanggung jawab plus keluar dari zona nyaman. Aku tau ini suliit sekali rasanya. Ini adalah zona yang belum aku jamah sebelumnya dan kamu bakal dibuat penasaran karenanya. Di sini, di kampus tercinta, aku belajar banyak hal. Satu hal yang ingin aku sampaikan adalah ini adalah kesempatan lho, kapan lagi coba kita "berpetualang" di daerah baru, ekstrim, dan menantang. Pengalaman adalah sesuatu yang ga bisa dibeli ataupun dituker sama Honda Jazz sekalipun #aseeek.


 

Tetap SEMANGAT MIleee (nyemangatin diri sendiri), semua akan berbalik pada niat J